Berikut
ini adalah review untuk memilih blog favorit yang berhak atas hadiah
dari panitia. Ada dua tulisan yang lumayan panjang. Tulisan pertama
dibuat oleh Rocky Ismail mengenai masukan dan pendapatnya mengenai 31
Hari Menulis. Sementara Ardi Wilda menulis mengenai blog yang berhak
mendapatkan hadiah pizza dari panitia
Jadilah
Wayan Manik
Oleh
: Ardi Wilda
Sebuah
pesan pendek masuk ke telepon selular saya, ada nama Bisma muncul di
sana. Salah satu panitia 31 Hari Menulis ini meminta saya memilih
beberapa penulis favorit yang tulisannya sangar. Jujur ini tugas
berat bagi saya. Bukan apa-apa sebab saya merasa ada orang yang lebih
pantas memilih mereka yang dianggap favorit dan berhak atas hadiah
sederhana. Sebuah traktiran pizza kata Bisma, saya tak tahu panitia
dapat uang dari mana, mungkin mereka menyewa tuyul. Ah lupakan saja.
Akhirnya
saya menerima tawaran Bisma dengan catatan saya meminta duet.
Maksudnya saya juga mau meminta masukan orang lain. Dan orang itu
adalah Roki, mantan Ketua Komako yang juga blog walker paling rajin
di komunikasi. Tanyakan padanya blog anak-anak komunikasi mungkin dia
hapal di luar kepala. Sebab Roki memang suka blog walking. Second
opinion dari Roki ini bagi saya penting agar dapat melihat secara
lebih objektif pandangan orang luar mengenai program 31 Hari Menulis.
Untungnya Bisma menerima syarat dari saya, Alhamdulillah (Tulisan
Roki juga bisa dibaca di blog 31 Hari Menulis).
Sebelum
saya memilih blog favorit yang berhak mendapat hadiah traktiran
pizza, ijinkan saya sedikit bercerita. Meski rajin ngeblog saya tak
pernah percaya ngeblog dapat merubah seseorang apalagi dunia. Blog
hanyalah medium kecil yang menyenangkan untuk berbagi cerita.
Interaksi dan kemauan untuk berbagi jadi kata kuncinya. Ada satu
tokoh yang mirip dengan blog, “Wayan Manik” namanya.
Wayan
Manik adalah tokoh di novel Rumah di Seribu Ombak (Erwin Arnada). Ia
pemeluk agama Hindu yang berteman dengan Samihi, seorang muslim.
Wayan Manik tak pernah bercita-cita besar, ia hanya punya cita-cita
agar Samihi menjadi anak yang berani menghadapi hidup. Ia tak mau
muncul di depan yang ia lakukan adalah mendorong Samihi menjadi yang
di depan.
Wayan
Manik adalah perumpamaan blog yang ideal bagi saya. Setelah membaca
beberapa blog peserta 31 Hari Menulis entah kenapa ada beberapa blog
yang menurut saya ingin di depan. Ingin menjadi pemenang. Meski
begitu ada beberapa blog yang sangat terasa Wayan Manik. Setelah
membaca blog itu ada rasa nyaman yang terasa. Blog itu tak ingin di
depan tapi berhasil membuat kita merasa menjadi Samihi, menolong kita
untuk hal-hal kecil.
Berikut
ini adalah mereka yang berhasil menjadi Wayan Manik, mereka yang
berhasil menjadi blog sederhana namun manis.
- Shofi (dengan blog shofisme.wordpress.com)
Blog
ini seperti memadukan gaya tulisan Damar (Komunikasi 07) lalu bertemu
Ojan (Kom 08) dan terserempet “Kugy” tokoh dalam Perahu Kertas.
Blognya begitu simpel dan sederhana. Cerita yang dihadirkan manis nan
membuat tersenyum orang yang membaca. Sayangnya belakangan tulisannya
seperti kehilangan sentuhan kesederhanaan. Lebih dari itu saya
cermati meski ia membuat cerpen, butuh sebuah riset kecil dalam
penulisannya. Tulisannya memang manis namun kurang kaya dengan data.
Andai ia mau sedikit riset untuk memperkuat ceritanya maka ceritanya
akan sangat kaya. Oh iya silakan baca Rumah di Seribu Ombak,
tulisanmu mirip seperti tokoh Bli Komang.
- Amnesti Marta (blog amnestimarta.blogspot.com)
Membaca
tulisan Amnesti (maaf saya tak tahu panggilannya) seperti masuk ke
hutan setelah nonton The Sigit. Ada rasa penasaran, masih pusing
setelah jejingkrakan dan penuh dengan kejutan. Mungkin hanya ada dua
orang di Komunikasi yang bisa menulis seperti ini, Ocha Gorgom (Kom
07) dan orang ini. Dalam sebuah tulisan ia menulis, “Ada suatu saat
dalam hidup, yang dicari ternyata sekian inci”. Buat saya itu dapat
merangkum blognya. Ada perbagai masalah di dunia tapi coba baca
blognya maka semua masalah itu hanya menjadi sekian inci.
- Derry (blog lomonosodiumglutamat.blogspot.com)
Jangan
pernah bermain-main dengan pemain gangsing, saya ingat ketika teman
saya mabuk dia mengucapkan itu. Sebuah ucapan yang aneh, namun entah
kenapa setiap membaca blog Derry saya ingat ucapan orang mabuk itu.
Blog Derry ini ngawur seperti orang mabuk, penuh becanda seperti main
gasing, tapi membuat yang membaca tak pusing. Pusing kan dengan
penjelasan saya? Nah begitulah blog Derry. Namun justru di situ
keunikannya, ia berhasil menciptakan pusing yang menyenangkan tanpa
perlu berusaha terlihat keren. Untuk Derry saya ingin sekali
melihatmu menulis blog sambil mabuk, jangan-jangan hasilnya tidak
bikin pusing.
- Sinsko (blog rosinsko.wordpress.com)
Ada
tiga kata yang sering terucap spontan sehabis saya membaca tulisan.
Anjrit, untuk sebuah tulisan yang ciamik (misalnya laporan jurnalisme
yang dalam), Afuuuu (untuk sebuah tulisan kocak), dan terakhir Tae
lah (untuk sebuah tulisan yang anti klimaks tapi seru). Membaca
tulisan Sinsko selalu membuat saya mengucap Tae Lah. Tulisannya itu
sebenarnya temanya sederhana, kadang ditutup dengan anti klimaks dan
membuat ingin memberikan emotikon -___-. Tapi justru di situ
keistimewaan tulisannya. Mungkin hanya dia yang punya kemampuan
seperti ini dalam menulis.
Keempat
orang itulah yang berhak mendapatkan hadiah makan pizza yang
dipersembahkan oleh panitia. Silakan tanya panitia untuk detail
hadiahnya.
Selain
keempat penulis di atas honorable mention saya dan Roki berikan pada
Cut Medika (Cume) karena tulisannya seperti supir truk yang ngantuk
di alas roban, begitu segar dan membuat kenek truk terkaget-kaget
dengan kata-katanya. Mas Jaki karena kemampuan mengolah katanya yang
tak tertandingi. Mr Tuki yang mengejutkan karena punya bakat menulis
yang sangat aduhai. Rizky Aldian dan Yogi atas blog yang sesuai
dengan passion masing-masing. Baiq Nadia ratu cheesy paling yang
belum terkalahkan.
Lebih
dari itu saya hanya berharap blog kita semua tetap jadi Wayan Manik
yang siap berbagi kebahagiaan dengan cara kita masing-masing. Akhir
kata selamat menikmati pizza bagi empat blog terfavorit. Salam 31
Hari Menulis.
Ardi
Wilda
Pencari
#bojoarsitek
No comments:
Post a Comment