tulisan ini membuat saya berkeringat. mengapa ? karena ketika saya buka filenya, tulisannya dempet semua dan saya harus spasi satu-satu sambil garuk kepala dan menahan hati yang terus digoyang tulisan ini. mengapa goyang ? karena ditulisan ini, Amnesti yang tubuhnya kecil dan putih seperti cotton bud ini akan berbagi tentang skripsi.
(derry s.)
Se-krip-sikyoojokesusu
sing nggarap!
oleh
Amnesti Marta
Beberapa bulan silam,
saya memutuskan untukmematikan akun Twitter. Saya juga menghentikan aktivitas rutin kegemaran, menulis di blog
pribadi. Kedua hal tersebut disebabkan oleh suatu hal yang
memiliki unsur kepentingan kelas wahid, skripsi.
Saya harus memfokuskan diri jika ingin lulus kuliah tepat waktu.
Saya harus mengurangi waktu senggang berseluncur di
dunia maya apabila bertekad menyongsong masa depan gemilang.
Tapi
ah…rupanya itu semacam wacana yang sulit terealisasi.
Buktinya, saya membua takun
Twitter anyar. Derry menemukan akun saya. Kemudian saya diminta untuk menjadi penulis tamu
di 31 Hari Menulis edisi 2013.
Saya bingung ketika Derry
mendapuk saya sebagai salah seorang yang
diberi kehormatan menulis cerocosan untuk dibaca para peserta. Apa yang harus saya tulis?
Saya tengah vakum menulis, baik sebagai penulis blog maupun penulis lepas di media
non-komersial.
Tentu,
semua telah menguasai teknik menulis dengan baik dan benar sesuai ajaran para dosen di
jurusan Ilmu Komunikasi. Pun, semua sudah memiliki ciri khasmasing-masing dalam menulis di
blog atau menulis di media-media lainnya.
Atas dasar itu,
saya memutuskan untuk menulis tips mengerjakan skripsi. Lebih tepatnya, “tips yang
bisa dilakukan ketika kalian ‘bukanlah mahasiswa yang rajin-rajin amat’
dan sedang mengalami depresi ketika proses pengerjaan skripsi”.
Berikut tips-nya:
Curhat keteman seangkatan .Ada dua tipe teman seangkatan yang
bisa diajak curhat. Pertama, teman yang progresnya lebih baik daripada kita.Teman yang
seperti ini biasanya akan memberikan motivasi supaya kita dapat mengejar ketertinggalan sesegera mungkin.
Namun sebagian dari kita justru merasa minder apabila melongok keteman yang
telah maju lebih dulu.Untu kmengantisipasi hal semacam ini,
silahkan curhat pada tipe teman kedua. Teman yang statusnya‘jalan di tempat’,
sam asepert ikita.
Tipe teman semacam ini cenderung asyik untuk diajak galau berjamaah memikirkan nasib skripsi
yang buntu,
lantas melakukan perjanjian untuk memperbaiki nasib.Saling memotivasi.Kemungkinan terburuk,
jalinan kerjasama justru berujung pada ‘males ketemu males’. Hehehe.
Rajin membaca buku. Sering-seringlah membacabuku,
meski itu bukan referensi-referensi untuk skripsi. Hal
tersebut akan membuat otak kita tetap terasah dan jauh dari praduga ‘males belajar’.
Coba bayangkan, nongkrong di kedai kopi dengan laptop di meja plus
tangan sedang memegang bacaan. Dapat dipastikan,
kita akan tercitrakan sebagai mahasiswa tingkat akhir yang rajin mengerjakan skripsi di
manapun lokasinya. Padahal, PDF yang dibuka dan buku yang ada di
genggaman bukanlah literasi tentang Manajemen Media ataupun ManajemenKonflik,
melainkan tulisan-tulisan Oscar Wilde atau
Hemingway. Sekali lagi, hehehe.
Menonton film.Meskipun, konon, film telah ditahbiskan sebagai tema penelitian
yang ‘susah tembus’ pada saat digelarnya rapat judul, namun menonton film
masih menjadi ‘alternatif favorit untuk menghilangkan penat akibat skripsi’
vers iAmnesti. Tontonlah film sesuai preferensi, entah itu film-film Hollywood atau
film-film festival Eropa. Bagi yang kesusahan mengakses film-film non-Hollywood,
silahkan berkunjung di rental film Universal Gejayan. Saya biasa berburu di sana.
(Serius, ini bukan selipan iklan).
Mendengarkan musik. Hampir semua manusia di
dunia ini gemar mendengarkan musik, tak terkecuali para mahasiswa tingkat akhir yang
tengah berjuang menyelesaikan skripsi. Bahkan,
musik sangat cocok didengarkan saat pengerjaan skripsi tengah berlangsung. Seperti kata
Bob Marley, “good thing about music, when
it hits you, you feel no pain”.Barangkali, musik bisa menghilangkan derita akibat mengerjakan skripsi secara berkepanjangan.
Mendatangikonser yang pantang dilewatkan. Jika mendengarkan musik saja tidak mampu mengobati tekanan batin akibat susahnya mengerjakan skripsi,
silahkan datangi konser incaran. Seperti yang saya lakukan akhir tahun lalu,
jelang rapat judul putaran November.
Sembari menghilangkan kegalauan akibat judul skripsi yang dinilai tidak problematis,
saya memutuskan untuk mengejar konser sebuah band kegemaran di negeri seberang.
Bisa ditebak, saya malah makin lupa dengan skripsi.Lupa, lupa, dan lupa.Takdinyana,
band tersebutjustru diundang manggung di Indonesia pada Mei lalu.Saya hanya dapat menatap nanar pada halaman
form pengajuanjudul yang belum direvisi sambil berujar,
“seandainya kesungguhan saya dalam mengerjakan skripsi berbanding lurus dengan mengejar idola hingga menyeberangi lautan”.Hiks.
Begitulah tips seadanya yang dapat saya bagi dalam sesi penulis tamu
31 Hari Menulis edisi 2013. Hanya ada satu kesimpulan dari segala pelampiasan fana di
atas, berdoa serta berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa merupakan kunci utama.Semoga mahasiswa kelas menengah macam kita dilimpahkan berkat maupun rahmat-Nya,
sehingga mampu duduk manis berjubahkan toga di Grha Sabha Pramana sambil menyenandungkan HymneGadjahMada.
Tidak lupa saya ingin menyampaikan saran kepada Awe
Foundation agar mengadakan proyek yang lebih spektakuler dibandingkan 31
HariMenulis, yakni 100 Hari Mengerjakan Skripsi berhadiah 100 juta rupiah.Pasti itu akan lebih bermanfaat bagi para mahasiswa tingkat akhir
di seputaran lembah UGM.
Amnesti Marta. S
No comments:
Post a Comment