Banyak orang
memiliki ritual yang bermacam-macam dalam menulis. Baik saya sebutkan saja
ritual yang dilakukan teman-teman saya. Seorang teman hanya bisa menulis hanya
dan hanya jika ia jongkok. Ada juga yang suka buka baju dan memakai boxer.
Katanya Remy Silado si penulis sangar itu hanya bisa menulis kalau menggunakan
mesin ketik. Namun diantara kebanyakan ritual itu, yang paling banyak biasanya
adalah menulis sambil mendengarkan musik.
Dimas Ario,
seorang penggemar musik, penulis dan gemar membuat mixtape berbagi mengenai
permasalahan ini. Dalam kesempatan ini kepada 31 Hari Menulis ia bercerita soal
musik dan proses kreatif dalam menulis. Dan secara baik hati ia juga membagikan
sebuah mixtape yang menurut kawan-kawannya cocok untuk dijadikan teman saat menulis.
(Ardi Wilda)
Lagu Untuk Aksara
Oleh Dimas Ario
Minggu lalu, saya
diminta Ardi Wilda untuk menulis lagu-lagu yang biasa saya
dengar saat menulis. Saat itu, sama sekali saya belum terpikir mau memasukkan
lagu apa saja. Karena sejujurnya saya tidak pernah mendengarkan lagu saat
menulis.
Menulis seperti
juga menggambar atau berhitung adalah sebuah kegiatan yang melibatkan kerja otak.
Kalau menggambar lebih banyak menggunakan otak kanan (kreativitas) dan
berhitung lebih banyak menggunakan otak kiri (eksak), menulis ini saya rasa
memerlukan kerja dari kedua belah otak.
Otak kiri
dibutuhkan agar kita dapat menulis dengan logika bertutur yang benar hingga
tulisan kita terasa rasional. Walaupun tulisan kita berbentuk fiksi atau
dongeng, tetap saja kita masih membutuhkan logika bertutur yang cakupannya
meliputi logika dari segi pengetahuan umum, psikologis hingga sebab akibat.
Sementara itu,
otak kanan dibutuhkan agar
kita dapat berkreasi dalam merangkai kata dan kalimat agar tercipta alur
teratur yang semuanya bermuara agar tulisan kita dapat enak dibaca.
Menulis itu memang
tujuannya hanya satu: agar bisa dibaca dengan nyaman. Bukan untuk pamer
intelektualitas atau ajang eksistensi. Kalau tujuan agar tulisan dapat dibaca
dengan nyaman sudah tercapai barulah kita beranjak ke tujuan menulis
lainnya, antara lain, agar tulisan itu dapat menghibur,
memberi pengetahuan baru atau menggugah pembacanya.
Oleh karena kegiatan
menulis membutuhkan kerja kedua belah otak berarti menulis membutuhkan konsentrasi tinggi. Bagi sebagian orang untuk dapat konsentrasi
itu berarti meniadakan berbagai hal yang sekiranya dapat menganggu. Dalam kasus
saya, meniadakan unsur musik.
Saya penggemar
musik. Hampir di setiap kesempatan, sebisa mungkin saya selalu mendengarkan lagu
Namun jika sudah sampai dalam kegiatan menulis, saya lebih baik tidak
mendengarkan lagu. Karena setiap kali mendengarkan lagu saat menulis, jadinya saya lebih memusatkan perhatian ke
kegiatan mendengar. Dan tulisan pun terbengkalai.
Jadi ingat jaman
skripsi dulu. Pada hari-hari terakhir menjelang batas
pengumpulan, suasana kamar saya selain tentunya berantakan oleh berbagai
kertas, buku, diktat, juga terasa sunyi senyap. Tidak ada satu lagu pun
mengalun di speaker. Yang ada hanya bunyi tombol keyboard komputer yang saya
tekan dan sesekali bunyi printer.
Beberapa teman
saya juga ternyata ada yang tidak bisa mendengarkan musik saat menulis. Bahkan
satu teman saya mengaku, saat menulis di kantornya, ia kerap memasang headphone walaupun ia tidak
mendengarkan lagu apapun. Headphone ia pasang agar menghindari suara-suara yang
bisa mengganggu konsentrasi termasuk ajakan mengobrol dari rekan kantor sebelah
meja. Trik ini patut ditiru karena sudah terbukti jitu.
Satu hal lagi yang
sudah terbukti jitu adalah mixtape saya yang berjudul Soulular Niggunim.
Mengapa saya
bilang mixtape ini telah terbukti jitu? Karena menurut beberapa teman yang
sudah mengunduh dan mendengar, mixtape Soulular Niggunim ini menjadi teman yang
baik dalam menulis. Membuat kegiatan menulis menjadi lebih lancar dan
menyenangkan. Itu testimoni beberapa teman saya.
Testimoni yang
cukup mengagetkan. Karena sudah tentu, mixtape ini tidak saya buat untuk teman
menulis. Pada mixtape ini saya hanya ingin menyusun playlist yang dapat mendatangkan
mood yang baik. Dan ternyata untuk sebagian orang yang memiliki keahlian
mendengarkan musik saat menulis,
mixtape saya ini mendatangkan mood yang baik untuk menulis.
Pada suatu
kesempatan, saya mencoba (untuk kesekian kalinya) mendengarkan lagu saat menulis. Musik
yang saya dengar saat itu adalah mixtape Soulular Niggunim ini. Saya ingin
membuktikan sendiri testimoni beberapa teman saya.
Hasilnya, sudah
bisa ditebak.
Dimas Ario adalah seorang
penggemar musik yang kebetulan suka menulis. Pecandu lagu pop yang baik namun
hampir tidak pernah dapat menghafal lirik sebuah lagu. Di waktu senggang kerap
membuat playlist berisi lagu-lagu kesukaannya untuk ia bagikan ke banyak
orang.
Mixtape Soulular
Ninggunim bisa didownload disini: http://www.mediafire.com/?hm2y7zejlbp7al4
No comments:
Post a Comment