Tuesday 24 May 2011

Jangan (Pernah) Baca Buku Iklan!

Pengantar Admin: Dari ketiga admin #31harimenulis tak ada satupun yang paham iklan. Awe hanya seorang anak badminton, Gorgom anak mesum, dan Ijah anak imut, tak ada yang anak iklan. Karena kami merasa banyak teman-teman peserta #31harimenulis yang ingin bergulat di bidang iklan maka kami mengundang Annisa Muharammi atau akrab disapa Mbak Nisa untuk berbagi  pengalamannya dalam dunia iklan. Mbak Nisa sendiri akrab bergulat dengan copywriting dan kini bekerja di sebuah agency periklanan berbasis di Yogyakarta. 

Admin merasa bahwa copywriting adalah salah satu topik yang penting untuk dibagi di #31harimenulis. Sebab disinilah keahlian menulis kita benar-benar diuji. Dengan membaca pengalaman Mbak Nisa semoga haji kita mabrur, eh salah maksudnya kita sedikit memahami dan sukur-sukur memberi  inspirasi mengenai tulis menulis di dunia iklan. Admin ucapkan selamat membaca.   


Jangan (Pernah) Baca Buku Iklan!
Oleh: Annisa Muharammi

Kata-kata itulah yang saya inget suatu waktu di sebuah seminar iklan di Jogja, namanya Pinasthika. Mas Ismet alias Ismail Fahmi (sekarang kayaknya Creative Director di Satu Citra) yang ngomong waktu itu. Menurut saya banyak benernya. Soalnya kalo ditanyain: Gimana sih Mbak bikin copy yang bagus? Saya selalu bingung jawabnya. Karena terus terang, beberapa kali disuruh baca buku soal copywriting atau ebook atau bahkan dikasih hadiah gitu, gak pernah ada yang saya baca dengan sungguh-sungguh. Ketika Mas Ismet ngomong: Nggak usah baca buku iklan, tutup semua, buka mata telinga yang lebar, liat sekitarmu.  Saya merasa ada temennya. :D

Sampe sekarang saya masih aja gak tau gimana caranya bikin copy yang bagus. Saya cuma seneng baca buku-buku puisi atau cerita pendek, blogwalking, baca koran aja kalo gak topiknya saya pengen tau banget, maleesss banget. Bayangin deh betapa pemalasnya saya. Saya juga seneng meratiin orang ngomong atau berperilaku bahkan kadang-kadang menirukannya, meratiin lirik lagu yang saya denger, main plesetan sampe mules, foto-foto, follow orang yang gak saya kenal di twitter based on biografinya, stalking hahaha, scrabbling, bersepeda, ke pasar tradisional,  apalagi yah.. pokoknya semua yang saya seneng lah, saya gak ragu-ragu melakukannya. Dari semua yang saya seneng, saya biasanya tulis di blog. Karena saya merasa bahagia dengan apa yang saya lakukan, yang saya dengarkan, yang saya kerjakan, saya yakin kalo saya akan lebih bahagia kalo orang-orang bisa ikut bahagia seperti saya, makanya saya share. Dan berusaha gak peduli orang terganggu apa enggak. Hahahaha.. 

Do what you love and love what you do. Klise, tapi saya merasa kalimat itu penting banget buat modal idup. Iyah, seberat itu buat saya mah. Saya seneng copywriting. Copywriting kayaknya juga seneng sama saya. Trus saya pacaran deh. Selayaknya pacar, mencari hal-hal seputar itu (copywriting) udah jadi common sense buat saya. Secara otomatis, tiap buka laptop atau computer, saya langsung buka beberapa halaman yang ada di bookmark. Secara otomatis tiap pulang ke Jakarta naik bis, mata saya mencari-cari  tulisan-tulisan di belakang sebuah truk, nama-nama warung makan, toko. Udah pasti juga, saya nge-RT atau re-blog tulisan-tulisan panjang maupun pendek yang menurut saya lahir dari orang yang juga mencintai hal yang sama seperti saya. Inilah saat-saat pacaran saya. Namanya juga pacaran ya, pasti saat-saat seperti ini adalah saat-saat yang selalu ditunggu-tunggu, bikin deg-degan bahkan nangis. Saya mencintai pekerjaan ini dan seluruh hal yang berhubungan dengannya. Buat saya menulis naskah iklan bukan semata-mata meluruhkan kewajiban sebagai karyawan sebuah agency atau menjadi freelancer copywriter. Menulis iklan gak beda dengan menceritakan apa yang kita tau soal manusia, soal interaksi yang ada di dalamnya, soal hal-hal yang tersembunyi sekalipun. Semakin kita ngerti naskah itu kita bikin buat siapa, makin menjawab persoalan atau hal-hal yang terjadi di tengah-tengah orang yang kita maksud, naskah kita pun gak sekedar naskah yang mudah hilang dari ingatan. Naskah kita bisa menjadi ‘teman’ buat mereka.

Jadi, penting banget buat nemuin dulu apa yang kita suka. Mencintai pekerjaan apalagi di industri periklanan mutlak adanya. Karena serius, kerja di agency itu capek banget, gak kenal waktu. Bukan gak mungkin pulang pagi sepanjang seminggu, bukan gak mungkin akhir pekan kita masuk kantor atau ada di sebuah rumah produksi, atau datengin competitor event dari brand yang kita pegang, dan seterusnya. Since kita gak menjadikan pekerjaan kita sebagai “lahan bermain”, jangan mimpi kita bisa enjoy sama pekerjaan kita. Hal ini dinamai sebagai passion sama Rene Suhardono yang bikin buku Your Job Is Not Your Career. Sebenernya naskah iklan juga gak sesederhana ini bisa disimpulkan. Yang saya tulis menurut saya adalah bagian yang paling mendasar sebelum nanti kita terlibat di dalam copy rafting. Kalo ternyata passion kita gak di industri ini ya jangan juga takut buat beralih dan memilih mana yang bikin kita ngerasa happy saat melakukannya. Jangan pernah punya motivasi bahwa kerja di industri ini bisa mengubah kamu jadi anak yang keren. Mending mimpimu jadi anak iklan dikubur aja di halaman belakang rumah, kalo itu beneran jadi motivasi ya.

Nah, kalo urusan copy crafting urusan berlatih. Bisa dipelajari seiring kita menekuni profesi ini. Salah mah biasa. Saya pernah kok bikin ratusan slogan, bawa segudang altenatif skrip radio yang udah approved sama bos tapi ditolak semua sama klien. Saya layak depresi deh pokoknya, tapi saya tau dan selalu punya alesan kenapa saya harus bertahan sama ‘pacar’ saya ini. Sama lahan bermain yang sering mengajarkan saya banyak hal. 

Salah satu bagian dari pekerjaan copywriter adalah main-main ke YouTube. Dari mulai liat iklan sampe liat trend video. Belakangan, saya sering memutar iklan National Geographic seri Live Curious. Naskah iklan ini menurut saya sedang berbicara sama diri saya. Naskahnya mewakili apa yang saya pengen liat dari sebuah iklan, membahas apa yang sering terjadi dengan diri saya dan mungkin buat temen-temen semua yang sering ngrasa galau sama keadaan.  Naskah ini gak bisa dipenggal, gak bisa direvisi karena memang bulet yang mau diomongin. Pilihannya pas presentasi ke klien adalah approved atau ganti semua. Sekalian mengakhiri tulisan ini, berikut saya salinkan naskahnya:   

If you are, you breath. If you breath, you talk. If you talk, you ask. If you ask, you think. If you think, you search. If you search, you experience. If you experience, you learn. If you learn, you grow. If you grow, you wish. If you wish, you find. If you find, you doubt. If you doubt, you question. If you question, you understand. If you understand, you know. If you know, you want to know more…
And if you want to know more, you are alive.

Selamat bermain teman-teman.
Selamat menutup semua buku iklan.
Selamat mempelajari manusia.

No comments:

Post a Comment