Apa yang mau kamu ceritakan pada posting kali ini?
Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman magang saya bulan April yang lalu. Sebenernya saya udah berencana posting dari kemarin-kemarin sih, tapi saya agak sibuk. Hahaha! Terwujudnya postingan kali ini juga akibat adanya intervensi besar-besaran dari Awe, alias Ardiwilda, yang maksa-maksa saya jadi penulis tamu di 31HariMenulis. Wah kontributor itu harusnya dapet bayaran lho, we!
Magang di mana?
Kebetulan saya diterima di salah satu kantor stasiun televisi di bilangan Jakarta Barat. Sebut saja MTv. Hihihi.
Kenapa harus magang segala?
Di JIK UGM, setau saya magang itu nggak wajib. Buat saya, hukumnya sunnah, dilakukan ya lebih baik. Kenapa saya magang? Pertama, karena saya sakit hati proposal skripsi saya bulan Februari lalu ditolak. Tapi ya udah lah, lagian saya juga nggak ngebet-ngebet amat sih pengen lulus. Kedua, biar nggak keliatan nganggur-nganggur amat, hahaha! Ketiga, saya merasa kesepian di kampus karena rata-rata teman-teman saya (bisa dibilang dekat) lagi magang. Ke-empat, alasan standar, cari pengalaman kerja. Saya nggak mau nanti lulus dengan tidak memiliki pengalaman bekerja. Kelima, saya mau keluar dari comfort zone.
Lalu kenapa di Jakarta?
Hmm... ini yang cukup berat dan membuat pacar saya stres karena bakal ditinggal sebulan (dan semakin stres waktu saya kasih tau ke dia kalau saya ditawarin oleh produser untuk extension!) Kenapa jauh-jauh di Jakarta, toh di Jogja juga banyak tempat yang menerima mahasiswa untuk magang? Semua orang tau, ibukota adalah pusat segalanya, dan juga pusat media. Buat saya, ini ibaratnya belajar ke induknya dulu, dengan harapan nantinya saya bisa berkontribusi mengembangkan yang di daerah (atau malah justru balik lagi ke ibukota?) Wallahualam... Selain itu, jika saya keterima magang, itu berarti saya juga pulang kampung. Jakarta Barat-Tangerang toh nggak sejauh Jogja-Solo, kecuali dalam jam-jam tertentu dimana macetnya memang luar biasa membuat saya pengen naik helikopter ke kantor, kebetulan di kantor saya ada helipadnya.
Naik tangga sampai lantai 10 untuk mencapai helipad ini :|
Kapan jam kerjamu, kok kamu sering banget online tengah malem sih?
Kebetulan, sekali lagi, KEBETULAN, saya ditempatkan di program M* Pagi, yang jadwal on-air nya adalah jam 04:30-07:00 plus program bedah koran yang on-air jam 07:00-08:00. See? Dan untuk menyiapkan materi, semua tim produksi harus stand by dari jam 12 malem di kantor. Zzzz. Sebulan kemarin pola hidup saya dijungkirbalikkan hanya karena magang. Jadwal webcam dengan pacar pun tak teratur. Saya kerja, dia tidur, saya tidur, dia kerja. Hari pertama dan kedua semuanya masih lancar jaya. Bahkan saya nggak merasa ngantuk sedikit pun. Hari-hari berikutnya baru deh minum-minum tolak angin, tidur di mobil jemputan (alhamdulillah, puji Tuhan, kalo kerja malem ada jemputannya! Tapi harus ngisi TR dulu) dan curi-curi waktu tidur di ruang ingest atau bahkan di teras. Masuk angin adalah hal yang lumrah dan sangat dimaklumi? Mengapa begitu? Karena AC kantor benar-benar sangat berlebihan! Apalagi di malam hari, ketika manusia yang berseliweran bisa dihitung pakai jari. Jangan harap kamu bisa bertahan di kantor ini tanpa jaket!
Teras, salah satu tempat favorit terhangat dan bisa buat tidur!
TR (Transportation Request)
Apa saja yang kamu kerjakan selama magang?
Ngegodain produser lah! Hahahahaha. Apa ya? Standar sih, yang jelas setiap malamnya membuat naskah berita yang akan dibaca oleh anchor news. Anggap saja ini adalah praktik dari mata kuliah Penulisan Berita atau Jurnalisme Media Cetak, dan menurut saya praktik kerja kali ini lebih gampang dari apa yang disuruh di kelas. Hahaha! Lebih gampang bukan berarti kalian bisa membuatnya dengan asal-asalan lho. Soalnya sebelum masuk ke prompter dan dibaca oleh anchor news, naskah yang sudah dibuat itu akan dibaca dan dikoreksi terlebih dahulu oleh produser. Enaknya adalah kita bisa diajarin langsung oleh mereka kalau-kalau ada yang salah. Alhamdulillah produsernya baik-baik kok! :) Tapi bukan berarti yang di kelas nggak bermanfaat lho! Apa yang diajarkan di kelas tentunya menjadi dasar dari segalanya. Inget dong tentang lead dan body dari sebuah berita? Macam-macam lead dan teknik menulis berita jelas dipake banget dalam hal ini, kalau lupa coba dilihat lagi buku Penulisan Berita-nya! Kenapa saya bilang kerjaan saya lebih gampang dari yang di kelas? Hmm..mungkin emang karena faktor medianya berbeda. Di sini televisi, naskah dan gambar saling melengkapi, lebih fleksibel kalau saya bilang. Sedangkan kalau yang di kelas itu kan untuk media cetak, semuanya harus bisa diceritakan lewat kalimat.
News Room, yang juga dipakai untuk syuting "8-11"
Selain menyiapkan naskah berita, kerjaan lainnya adalah meng-update prakiraan cuaca, nama kerennya adalah prakicu. Ini mah gampang, tinggal buka website BMKG lalu input datanya deh. Apalagi ya? Hmm..ngecek kiriman berita dari kontributor di berbagai daerah, lalu cari video-nya, baik itu video yang dikirim lewat streaming atau kaset. Ini agak ribet karena harus dicocokin sama kode-kodenya.
Sekitar jam 2 pagi, kafe di kantor sudah buka, itu artinya jam istirahat telah tiba! Tapi sayangnya menu dini hari tentunya tidak semenarik jam kantor pada normalnya. Kesenjangan ini namanya. Kalau yang siang bisa ada makanan yang namanya aja saya nggak hafal saking banyaknya, lah kalau malam? Nasi goreng lagi, bakso lagi, wafel lagi.. Kapan saya gemuknya dong kalau gitu?
Bersama produser, IT, dan karyawan lain
Habis makan, biasanya saya dan teman-teman suka cerita-cerita sama produser atau kru yang lain. Kebetulan dua dari sekian produser saya adalah alumni Komunikasi UGM juga. Yang satunya dulu bahkan pernah ikut Setra, Teater Garasi, wah produser favoritku banget deh yang itu! :D Kalau ngobrol sama mereka kadang ya ngomongin kampus dan dosen! Bahkan mereka berdua sepakat kalau dosen yang satu itu nyebahi. Saya spontan ngakak, hahahahahah! Padahal salah satu dari mereka dulu bimbingan skripsinya sama dia. Ckckck, piye e mas..
Kadang juga suka cerita serem tentang kantor (dan setelah itu saya nggak berani ke toilet sendirian lagi!) Ceritanya begini.. Dulu waktu Ketua Komisi Yudisial jadi narsum di dialog, kebetulan dia datang sama ajudannya, ajudannya ini seorang wanita. Lalu si ajudan ini ke toilet untuk menuntaskan kebutuhannya. Entah bagaimana dia merasa nggak enak, seperti ada yang memperhatikan, tau sendiri lah rasanya gimana ya. Mungkin di sudut matanya nggak enak gitu. Lalu dia nengok kiri-kanan-depan-belakang, sampai ke kolong untuk mengintip bilik sebelah, namun nggak ada siapa-siapa. Akhirnya dia menengok ke atas dan... JENG JENG..! ADA YANG NANGKRING DONG DI PARTISI BILIK TOILET..! Rambutnya panjang dan sedang memandang ke arahnya. Spontan dia langsung lari keluar, dan kami yang ngobrol di News Room langsung jerit-jerit. Toilet yang diceritakan oleh produser saya adalah toilet lantai 1 yang sering saya hampiri. Sumpah saya jadi nggak berani ke situ lagi. Toilet lantai 2 pun tidak lebih baik, karena tepat sehari sebelum produser bercerita serem, salah seorang karyawan yang sedang mengambil segelas air panas di pantry (yang bersebelahan dengan toilet) lari ngibrit ke News Room karena mendengar ada yang menangis dari dalam toilet.
Jam 04:30 semua harus ke Control Room untuk on-air dan yang harus saya siapkan adalah..satu jaket tambahan, kupluk penutup kepala dan telinga, kaos kaki, dan kadang sarung tangan. Kenapa? Karena Control Room dinginnya benar-benar tidak berperikemanusiaan! Lihat saja produser atau kru yang lain, udah kayak mau naik gunung penampilannya. Harap maklum ya dengan AC kantor yang seperti ini, tak lain tak bukan adalah untuk menjaga stabilitas barang-barang elektronik yang 24 jam tidak pernah mati.
Control Room, serasa kulkas..
Studi, dipandang dari control room
Mulai 04:30 sampai dengan siaran selesai tugas saya adalah muter prompter (teleprompter). Pertama kali megang benda ini, agak kelabakan juga menyesuaikan dengan kecepatan baca si anchor news, apalagi kalau dia berimprovisasi. Wah, benar-benar harus konsentrasi tingkat tinggi banget! Apalagi di Control Room kadang produser atau kru suka bercanda dan ngobrol, atau sekadar mengomentari tv berita sebelah dengan ketinggian nada yang mengalahkan suara anchor news. Tapi sekarang saya udah jago muter prompter! Hahaha! Seharusnya hal-hal teknis semacam memutar prompter ini dimasukkan ke mata kuliah dan diberi bobot 1 sks deh.
Prompter, yang dibaca oleh anchor news
Studio, dipandang dari control room
Sekitar pukul 05:45 adalah saat-saat favorit dimana kami akan menghubungi pihak NTMC untuk menanyakan perihal titik-titik mana saja yang akan dilaporkan (dan di-update di grafis terlebih dahulu) dan petugas siapa yang melaporkan hari ini. Yang paling ditunggu-tunggu jelas Briptu Eka Frestya! FYI, laporan lalu lintas itu disampaikan dari kantor NTMC, bukan di studio sini. Sesaat setelah gambar si Briptu dinaikkan, se-Control Room pasti langsung teriak-teriak dan entah sengaja atau tidak, sebelum on-air kameranya pasti selalu meng-close up wajah sang Briptu yang manis itu. Membuat control room semakin nggak karuan ramenya!
Briptu Eka Fresta, polwan idola masa kini
Sekitar jam 06:20 ada dialog pagi dan kami menerima telepon interaktif. Ini adalah saat-saat tersibuk karena selain mengangkat telepon, kami juga harus pandai-pandai menyeleksinya, lalu menelepon mereka kembali untuk on-air. Saya sampai hafal siapa-siapa saja yang sangat rajin menelepon, misalnya Bapak Umar di Palembang atau Ikhwan di Jember. Hal yang sama juga kami lakukan saat beda koran di jam 07:00-08:00.
Siapa saja yang kamu temui?
Dengan jam kerja 00:00-08:00, siapa sih yang bisa saya temui selain produser-produser di News Room? FYI, produsernya banyak lho. Produser program biasanya ada 2-3 orang per hari. Belum lagi produser Headline News dan sport. Menyedihkan? Oh nggak jugaaa.. Saya masih cukup beruntung bisa bertatap muka dengan anchor news yang ganteng-ganteng seperti mas Hariman Chalid, Timothy Marbun (yang kebetulan malam itu baru pulang dari Libya), atau Prabu Revolusi! :) Anchor news yang perempuan juga sering ketemu, mbak Prita Laura, Cheryl Tanzil, Aviani Malik, Tascha Liudmila, dan rata-rata mereka sering banget bawain makanan lho. Pokoknya program ini tuh makmur banget deh, lebih santai (kalau dibandingkan dengan yang jam kerjanya jam operasional kantor) dan lebih makmur! Kalau pagian sedikit, kira-kira jam 7-an, biasanya Bang Elman Saragih mampir ke Control Room.
Mas iman yang gantengnya nggak ketulungan :3
Bagaimana caranya supaya saya bisa magang di sana?
Kirimkan saja surat lamaran dan CV mu ke bagian HRD nya dengan alamat Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta 11520. Selamat mencoba! :)
kenapa ocha sangar erfina sangat sangar sekali? #uhuk
ReplyDeletengopo to aku kok dikasih gelar The King of Sangaaaarrr? (-__-')
ReplyDeleteayo ayo mbok difollow blog aslinya..
http://lemahsinyal.blogspot.com/
hehehehe
ah erfina... aku bingung mau follow pake yang mana. #ihik...
ReplyDeleteocha: soale koe cen sangar cha, mantap lah pokok e!
ReplyDelete